Thursday, April 25, 2013
PT XL AXiata tbk.
Industri Analisis
XL PT XL Axiata Tbk. (untuk selanjutnya disebut sebagai “XL” atau “Perseroan”) telah beroperasi di industri telekomunikasi selama 14 tahun dan merupakan salah satu operator seluler terkemuka di Indonesia. XL menawarkan beragam produk dan jasa telekomunikasi yang didasarkan pada pemahaman yang mendalam atas kebutuhan dan kebiasaan para pelanggan.
XL berdiri pada 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, XL mulai beroperasi sebagai perusahaan perdagangan barang dan jasa umum.
Manajemen Strategi
Data yang dimaksud oleh XL adalah data basic service dimana di Indonesia laju pertumbuhan penggunaan data sangat tinggi meski penggunaan smartphone hanya sekitar 5 persen di Indonesia. Menurut XL, tingginya penggunaan data di Indonesia disebabkan karena beberapa alasan, seperti harga ponsel berstandar 2G atau 3G yang kian terjangkau, pengadaan aplikasi yang semakin tumbuh, dan beralihnya fungsi ponsel itu sendiri di masyarakat.
Dan untuk tahun-tahun ini, XL berpendapat bahwa pihaknya memutuskan tidak berkompetisi secara berlebihan untuk layanan voice. Pada tahun 2010, memang kontribusi voice terhadap laba XL mencapai hingga 59 persen. Namun, di tahun 2011 turun menjadi 52 persen. Kontribusi voice ini sudah mengalami penurunan sejak tiga tahun belakangan jika dibandingkan dengan kontribusi data yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari total 46,4 juta pengguna XL di Indonesia, sebanyak 20,5 jutanya menggunakan data baik melalui GPRS, EDGE, ataupun 3G.
Indikator lain dari perkembangan bisnis data yang meningkat adalah volume pemakaian data. Pada tahun 2008, saat ponsel dengan koneksi internet masih belum dijual dengan harga terjangkau, total volume data yang dipakai hanya 56 terabyte per tahun.
Pada tahun 2011, jumlahnya melonjak tinggi sampai 70.000 terabyte per hari. Angka-angka ini menurut mereka sudah cukup menjanjikan sehingga Axiata berani menginvestasikan dananya untuk perkembangan bisnis data XL.
Selain itu, XL juga berencana untuk menyediakan skema billing operator atau potong pulsa untuk pembelian aplikasi dan game di Google Play Store, toko aplikasi milik Google untuk platform Android. Skema billing opreator ini menghadirkan tidak hanya fasilitas potong pulsa tetapi pengguna juga nantinya bisa menggunakan fasilitas e-wallet dari XL yang bernama XL Tunai.
Pembelian aplikasi di Google Play Store untuk pengguna Indonesia memang masih terkendala dengan pembayaran kartu kredit. Mengingat pertumbuhan pengguna kartu kredit di Indonesia masih jauh dibandingkan pengguna telepon seluler, maka perkembangan ini tentunya bisa menjadi angin segar bagi para pengguna Android. Menurut XL, sistem potong pulsa atau dengan menggunakan layanan dompet elektronik melalui operator telekomunikasi bisa dikatakan sebagai alat pembayaran paling mudah untuk ekosistem toko aplikasi, hampir semua orang yang memiliki ponsel punya pulsa, dan kemudahan membeli aplikasi dengan pulsa tentu bisa mendorong pertumbuhan pembelian aplikasi asli bukan unduhan bajakan.
Sosial dan Budaya
Sosial
Dengan perkembangan zaman, dimana era teknologi yeng mengikuti perkembangan kehidupan manusia. Era modernisasi yang ditandai dengan perangkat maju komunikasi seperti telephone, internet bahkan hingga layanan conference call, menjadi bukti betapa perkembangan dibidang teknologi berperngaruh luas dalam kehidupan sosial masyarakat.
Aspek social masyarakat di Indonesia khususnya membutuhkan segala sesuatu yang praktis dan efesien. Sarana komunikasi yang efektif dan efesien menjadi salah satu kebutuhan vital masyarakat. Salah satu faktanya adalah minat masyarakat Indonesia akan sarana telepon genggam dan internet. Kedua perangkat tersebut seakan mewakili akan kebutuhan komunikasi masyarakat pada masa ini, sehingga itu terjadi persaingan yang sangat ketat dalam penyediaan peralatan dan jaringan untuk komunikasi tersebut.
Budaya
Perkembangan masyarakat suatu bangsa tidak terlepas dari budaya setempat, pengaruh budaya baru seringkali diterima menjadi akulturasi bersama budaya setempat. Penciptaan budaya campuran di Indonesia terbentuk sejak lama. Sehingga beberapa suku bangsa di Indonesia memiliki budaya yang berbeda sesuai dengan pengaruh budaya lain yang mempengaruhi.
Masyarakat Indonesia, umumnya lebih condong pada budaya lisan dibandingkan dengan budaya tulis sehingga perkembangan teknologi dengan adanya sarana telekomunikasi yang mobile dan semakin murah sangat mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya. Budaya masyarakat Asia termasuk Indonesia dikategorikan sebagai high-context dengan ciri-ciri mengembangkan kepercayaan sosial terlebih dahulu, menghargai nilai hubungan pribadi dan kemauan baik, persetujuan ditentukan dengan kebenaran secara umum sehingga cenderung untuk mengikuti pendapat umum dan menekankan harmoni dalam hubungan antar manusia
Karenanya, telekomunikasi menjadi bagian dari perubahan budaya masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi, maka proses komunikasi antar individu tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian transformasi budaya baru dapat dilakukan menjadi jauh lebih cepat dan lebih besar daripada sebelumnya, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perubahan budaya dapat terjadi karena adanya penemuan baru.
Teknologi
Data terakhir menunjukkan pengguna layanan seluler di Indonesia mencapai lebih dari 120 juta. Jumlah ini bisa tercapai karena jumlah penduduk di Indonesia yang juga sangat besar lebih dari 200 juta jiwa yang merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri ini. Sifat dalam industri high technology dapat digunakan strategi /senjata utama untuk memenangkan persaingan dengan penguasaan teknologi dan teknologi yang ditawarkan kepada konsumen.
Teknologi ini mampu membuka hubungan antar daerah dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sehingga peran teknologi ini telah menjadi semakin penting, bukan hanya sebagai media komunikasi, namun juga sebagai faktor penunjang bisnis.
Sumber Daya
Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati atau makhluk hidup di bumi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam di Indonesia semua potensi alamnya dapat dikembangkan untuk proses produksi. Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Salah satu sumber daya alam yg dapat dimanfaatkan di industri telekomunikasi adalah frekuensi.
Frekuensi sebagai sumber daya alam terbatas merupakan hal yang tak terbantahkan lagi. Jika operator mengelola frekuensi lebih lebar, maka kemungkinan bertahan di masa depan lebih tinggi. Apalagi, di era jasa data yang akan menjadi medan pertarungan di masa depan. Aplikasi yang beredar sangat haus bandwitdh sehingga membuat operator harus menaikkan kapasitas jaringan secara berkala. Secara teoritis untuk meningkatkan kapasitas operator nirkabel memiliki tiga cara yakni menambah BTS, mengganti teknologi, atau menambah frekuensi. Operator akan condong menambah frekuensi karena dari sisi biaya lebih rendah dan bisa menjadi jaminan untuk bersaing di masa depan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment